NELAYAN
Ini kisah
seoarng nelayan
Turun kelaut
menangkap ikan
Jiwa dan raga
dikorbankan
Untuk memenuhi
segala kebutuhan
Terpaan angin
menyongsong diri
Hempasan ombak
tak dihiraui
Terang bulan
selalu dicari
Susah senang
mesti dijalani
Indahnya malam
dihiasi bintang
Deburan ombak
memecah karang
Hembusan angin
menusuk tulang
Diujung tali
ikan mengganyang
Terangguk-angguk
sampan dilaut
Terhempas badai
akibat rebut
Sungguh malang
nasip pelaut
Laut tenang
berubah cemberut
Tangan
mendayung sampan melaju
Anak istri
cemas menunggu
Melihat cuaca
berwajah sendu
Berzikir
berdo’a mohon dipandu
Meski badai
telah mengganyah
Bukan berarti
nelayan menyerah
Mengingat hidup
teramat susah
Ikan sebagai
sumbernya nafkah***(Syair)
Karya : Unyil
Tanjungpinang, 16 Desember 2011
KORUPSI
Tersebut kisah anak negeri
Hidup terlantar dinegeri sendiri
Bumi kaya seakan tak-berarti
Bila penguasa tak berbudi
Visi-misi dijadikan tongkat
Untuk meraih korsi pejabat
Setelah diangkat jadi penghianat
Masyarakat dibiar hidup melarat
Al-Quran tidak dijadikan pedoman
Rasulullah bukan dijadikan pantutan
Akibat bujuk rayuan syaitan
Membuat Akhlak dan aqidah terlupakan
Kapal terhempas beralamat kandas
Arah-tujuan menjadi takjelas
Melayang-mengapung dilaut lepas
Membuat penumpang tidaklagi bernafas
Ikuti nafsu takkenal batas
Alamat negeri menjadi ampas
Segelintir orang bertindak takwaras
Kekayaan negari dikupas-kupas
Martabat sehat kuat bermarwah
Ulur sedekah kaki-tangan menjamah
Lintas laut-udara hendak dicecah
Sauh marwah hanyut berkiprah
Amal baik mendatangkan faedah
Risalah-masalah jilid berkisah
Himpunan terikat menjadi gagah
Bila pejabat tak-lagi menjamah***.
Karya : Unyil
DI TINGGAL AYAH
Ada cerita dibalik kisah
Kisah anak ditinggal ayah
Dari kecil terbiasa susah
Membantu mak mencari nafkah
Hidup susah takmenjadi beban
Karena hidup ditentukan Tuhan
Meski ayah takpernah berkorban
Namun hidup mesti diteruskan
Mengukir sejarah bersama ibu
Bila diingat tersenyum selalu
Karena kisah bersama ibu
Susah-senang dinikmat selalu
Kalau ingin hidup berubah
Kata ibu mesti sekolah
Setelah sekolah melanjutkan kuliah
Takpunya biaya minta pemerintah
Tak perlu ayah disembah-sembah
Karena ayah bikin masalah
Ayah cukup dijadikan sejarah
Agar tidak disebut anak-jadah
Meski anak ditinggal ayah
Bukan berarti tidak berakidah
Karena mak hidupku berubah
Meski hidup tak berayah ***.
Karya : Unyil
PESAN KEPADA DINDA
Batunya indah dipulau senue
Pulaunya jauh nun disane
Kanda rindu kapade dinde
Yang kini jauh dimate
Anak Raja pakai karete
Hendak membeli buah jelime
Kanda pergi takkanlah lame
Cume due-tiga tahun saje
Batu sindu tempat wisate
Banyak yang datang kesane
Bila rindu datang manjelme
Pandang kebulan tempat berjumpe
Pulau tujuh terkenal namenye
Orangnya baik berbudi bahase
Walaupun jauh saling menjage
Cinta sejati mesti dibine
Karya : Unyil
Syair Perasaan
Ini hikayat tentang perasaan ,
Menimbun rasa penuh cobaan,
mengucap kata bergetar badan,
Berdiam diri tesebab segan,
Syair Umrah
Syair Pemimpin
Syair Saudagar Malang
Syair Anak Dara
Syair Suku Laut
Syair Pahlawan
Karya : Unyil
Syair Perasaan
Ini hikayat tentang perasaan ,
Menimbun rasa penuh cobaan,
mengucap kata bergetar badan,
Berdiam diri tesebab segan,
Apa ini kah titah,
Suruhan jiwa yang gundah.
Hanya berdiam tiada bermadah,
Membawa rasa mengikut arah ,
Terasa sedap saat menyinta,
Walau sesaat terpandang mata,
Hati merasa bersuka cita,
Terdiam banyak berjumpa kita,
Rasa itu terus memaksa,
Membisik mulut keluar bahasa,
Dia mulut sudah biasa,
Mengucap kata se’ulas rasa,
Karya : Lili Sumarni
Syair Umrah
Ini gerangan ataupun madah ,
Kampus bernama pahlawan sejarah ,
Tinggi gedung kampus umrah ,
Disekelilingnye pokok begitu indah ,
Mahasiswanya cantik dan tampan ,
Manis dipandang sangat dermawan ,
Ucap bahasanya diatur lisan ,
Perangai baik juga beriman ,
Sedap dengar bahasa dilantun ,
Jika khilaf meminta ampun ,
Tanjungpinang negeri pantun ,
Kota negeri melayu serumpun ,
Umrah indah lagi berseri,
Jika dilihat dipagi hari ,
Dari umrah Nampak bahari ,
Indah disinar oleh mentari ,
Karya : Suhandri
Ini cerita ataupun kisah ,
Kisah bermula sebut sejarah,
Negeri melayu rakyatnya ramah,
Kota gurindam negeri bertuah,
Segantang lada nama diberi ,
Kota melayu bijak bestari,
Dipimpin oleh seorang puteri,
Mengemban amanah rakyat kepri,
Sayang sungguh bukan kepalang
Mase baktinye akan berpulang,
Die bijak dalam berjuang ,
Memimpin kota disuka orang,
Pemimpin santun bermurah senyum,
Seperti bunga kembang sekuntum,
Mekar seakan senyum mengulum ,
Begitu bijak mengikut hukum ,
Karya : Jakaria
Ini cerite budak seberang ,
Menuntut ilmu dirantau orang ,
Teringat kampong timbul pengenang,
Dimase kecil suke berenang ,
Kampong sarus name bergelar ,
Kecil pulaunye sayang tak lebar,
Dulu katenye datang saudagar ,
Hendak membeli anyaman tikar ,
Telah membeli saudagar pulang ,
Sebab siang berubah petang,
Rede alun puas menerjang,
Kasihan saudagar bernasib malang,
Konon cerite perahunye karam ,
Kale belayar ditengah malam ,
Membawe pulang tikar anyam ,
Dilaut jasad iye bersemayam .
Karya : Syahroni
Karya : Syahroni
Ini hikayat atau cerita ,
Seorang dara cantik jelita ,
Hari itu emaknya berkata ,
Kepada anak kejarlah cita ,
Dara jelita meninggal rumah ,
Sopan baik begitu ramah ,
Mendengar nasihat jalan amanah ,
Membawe diri menjaga marwah ,
Kepada anak emak berpesan ,
Buat ibadah kuatkan iman ,
Agar terhindar dari hasutan ,
Makhluk setan penuh godaan ,
Dara jelita begitu pintar ,
Begitu bijak dalam belajar ,
Ke emak berita tersebar ,
Dare jelita mendapat gelar ,
Karya : Hasan Mardi Walisfa
Ini hikayat tentang insan ,
Hidup dilaut berumah sampan,
Hari – harinya meyuluh ikan,
Sebarang dapat dibuat makan ,
Rumah sampan beratap nipah ,
Sekilas dilihat begitu indah,
Dilaut hidup teramat susah ,
Terus diliputi perasaan gundah ,
Melawan ribut terus menerjang ,
Tiada ampun dingin tulang,
Mereka pasrah dibuai gelombang ,
Seketika hujan datang bertandang ,
Hujan datang sejuk betambah ,
Badan dingin semakin resah ,
Tiada masa hendak berkelah ,
Mati disampan mereka bersumpah ,
Karya : Said Subhan Candra Fani
Ini hikayat cerita tentang ,
Pulau penyengat sejarah perang ,
Ramai orang berkunjung datang ,
Letak berhadap kota tanjungpinang ,
Pulau penyengat indra sakti ,
Pahlawan setia sangat berbakti ,
Rela membela hinggakan mati ,
Membela ikhlas setulus hati ,
Raja Ali Haji bergelar ,
Dia dikenal begitu pintar ,
Membuat namanya menjadi besar ,
Banyak faedah buat belajar ,
Umrah negeri di tanjungpinang ,
Raja Ali Haji tetap dikenang ,
Meskipun dia telah berpulang,
Nama, jasanya tiada kan hilang ,
Karya : Rio Julianto