Jumat, 03 Juni 2011

Tiga Sifat Pemimpin yang Dimuliakan dalam Budaya Melayu

          




Salam Perjuangan dari Anak Negeri
Pemimpin bermartabat
Laut berdaulat
Darat terawat
Udara sehat
Negara kuat
Masyarakat selamat
Hidup bermaslahat.




1
Tiga Sifat Pemimpin yang Dimuliakan dalam Budaya Melayu

Kepemimpinan membawa arti filosofis suatu energy untuk menggerakkan orang lain kearah suatu tujuan. Disisi lain pemimpin juga merupakan tempat rakyat bercermin.
a.      Sifat pemimpin yang edial
Dalam khazanah politik melayu, pemimpin didefinisikan sebagai orang yang diberi kelebihan untuk mengurus kepentingan orang banyak.
Ada pepatah yang mengatakan:
     Yang didahulukan selangkah
    Yang ditinggalkan seranting
    Yang dilebihkan serambut
    Yang dimuliakan sekuku                 
 Pepatah ini secara eksplisit menjelaska bahwa seorang pemimpin haruslah sosok manusia yang dapat dijangkau oleh rakyat biasa. Penguasa harus berada ditengah-tengah rakyatnya, mengerti kondisi warganya, dan tahu apa yang diingikan oleh mereka.
Kita bisa melihat secara terperinci, kriteria seoarang pemimpin yang baik. Banyak pepatah lama dan karya-karya sastra berisi kebijaksanaan-kebijaksanaan dan penerapan-penerapan mengenai konsef kepemimpinan yang baik.
Menurut konsep politik melayu:
1.      Sebagai pemimpin banyak tahunya
Seorang pemimpin yang baik haruslah mempunyai banyak pengetahuan. Penguasa harus mengetahui bagaimana ia harus bersikap, bagaimana ia harus berfikir, bagaimana kondisi rakyat dan pengetahuan-pengetahuan lainnya. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah penguasa dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada sekaligus mencegah munculnya permasalahan baru.
2.      Sebagai pemimpin banyak bijaknya
Kebijakan adalah sifat yang mutlak harus dimiliki oleh setiap pemimpin . Oleh karena itu tradisi melayu selalu memposiosikan sifat bijak sebagai salah satu sifat utama yang harus dimiliki oleh seorang penguasa.
3.      Sebagai pemimpin banyak arifnya
Arif dan bijak mungkin adalah dua kata yang memiliki makna yang sangat dekat. Bahkan ada sebagian masyarakat menyamakan dua kata tersebut. Namun dalam konteks melayu, dua kata tersebut memiliki pengertian yang berbeda. Arif lebih merujuk kepada kemampuan pembawaan diri dalam proses sosialisasi, sedangkan bijaksana lebih mengarah kepada pengolahan pengetahuan dengan sebaik baiknya.
Itu sifat pemimpin menurut konsep  politik melayu, bagai mana pula menurut Abdul Malik.



Abdul Malik Mengatakan Bahwa “ Ada tiga sifat kepemimpinan Melayu”  Atau Ada Tiga Sifat Pemimpin yang Dimuliakan dalam Budaya Melayu. Ketiga pendapat beliau ini berangkat dari Gurindam Raja Ali Haji. Adapun ketiga sifat itu sebagai berikut:
1.      Pemimpin Melayu tak boleh tergelincir dari ijtihad sehingga jadi salah.
Melayu sangat erat kaitannya dengan islam, malah salah satu cirri-ciri orang melayu beragama islam. Jadi disini Raja Ali Haji mengutamakan seorang pemimpin harus dekat dengan Allah, harus selalu berada dan mengarah kepada Allah, hal ini dilakukan bertujuan agar apa yang dikerjakan mendapat pertolongan Allah SWT.
Kemudian  Abdul Malik  juga menbjelaskan sifat pemimpin yang mesti dimiliki seorang pemimpin.
a.       Seorang Pemimpin harus mampu memiliki hati rakyat.
b.      Seorang pemimpin harus dapat berlaku adil.
c.       Harus dapat menciptakan rakyat yang berhati benar kepada pemimpinnya.
d.      Pemimpin harus bisa menyatuka rakya tak boleh sampai bercerai belai, harus ikhlas, dan berprilaku bersih.
e.       Pemimpin yang benar akan ditolong Allah, apa pun cobaan yang dihadapinya akan dapat diatasi.
Kemudian Abdul Malik  juga merujukkan pendapatnya pada gurindam duabelas, karya Raja Ali Haji.  Untuk poin pertama ini ada dalam gurindam dua belas, pasal yang kedua belas Ayat 1,2, dan 3.
Kemudian gurindam  pasal dua belas, ayat satu ini juga di uraikan oleh Irwan Djamaluddin. Perhuruf dengan memotong kata perkata yang tersurat pada bait-bait gurindam tersebut.
(Ayat:1) Raja mupaka dengan menteri
Seperti kebun berpagar duri




RAJA
Rakyat itu Ibarat rumput
Angin itu pemimpin yang diikut
Jajaran orang yang berkuasa tempat berpanut
Anak negeri hanyut dan larut dalam sistem yang diraut


MUFAKAT
Memutuskan sesuatu berdasarkan keinginan bersama
Umumkan maklumat dan satupun tak boleh teraniaya
Falsafah dan konstitusi Negara mengayomi rakyatnya
Amandemen diajukan bila tak sejalan dengan tujuan merdeka
Kabinet dibentuk oleh kepala negara untuk mengurus warga
Apabila memteri tak sejalan dengan cita-cita merdeka harus didera
Taat pada kepentingan bersama akan mudah memimpin negara

DENGAN
Dewan Perwakilan Rakyat sebagai arsistek merancang rupa
Eksekutip sebagai tukang pembuat bangunan bercitra
Narapidana keputusan Yudikatif menghukum pelanggar norma
Gangguan stabilitas ancaman dari luar tanggung jawab warga dan tentara
Atas nama Negara polisi tindak warga yang melanggar tertib bersama
Nasionalisme yang kuat tak mudah memaksakan kehendaknya

MENTERI
Menegakkan hukum secara tegas dan adil memperkokoh tiang negara
Ekonomi dan kesejahteraan meningkat dan merata warga tak tersiksa
Negeri makmur tanah subur warga hidup aman tentram bahagia
Tangis warga yang bertanggung jawab tak menampakkan muka
Rusak binasa anak negeri tak bisa dibiarkan begitu saja
Inilah saat nya belum terlambat semua warga bangkit bersama.

(Ayat:2) Betul hati kepada raja
Tanda jadi sebarang kerja 
BETUL
Bernazar pemimpin memakmurkan negeri
Elok pidato menawan hati
Terdaftar orang ingin mengabdi
Usir tabiat yang buruk berdaki
Luruskan niat pasti diridhoi
HATI
Hasyutan dahjal jauh terpental
Aturan terlaksana sekeras kristal
Tamak dan loba tak dekat mengental
Itulah diri yang kuat bermental

KEPADA
Keikhlasan bergerak pangkal sebuah berkah
Enak perut sendiri yang lain menerima debah
Pegawai berbakti tak mengejar rasuah
Administrasi rapi tak menjadi isi keranjang sampah
Dinas dan urusan pribadi sangat jelas terpisah
Apa-apa yang bukan menjadi hak pribadi tak dikunyah
RAJA
Raja alim raja disembah
Adil bertindak berazaz musyawarah
Jaya negeri pemimpin bermarwah
Amanah ditegakkan rakyat bergairah.


(Ayat:3) Hukum adil atas rakyat
Tanda raja beroleh inayat
HUKUM
Hak-hak hidup masyarakat dijamin oleh negara
Untuk leluasa memilih kerja , berkarya dan beragama
Konsitusi menjamin memelihara kaum miskin dan papakedana
Upaya ministakan hak-hak masyarakat adalah sangat tercela
Mereka yang lalai memainkan celah hukum berdatanganlah dana

ADIL
Apakah hitam dikatakan hitam merah dikatakan merah
Disitu terletah esensi watak bertuah atau berdebah
Imbalan rupiah menjadi ka'bah
Luluh lantaklah yang dikalah dan terkalahkan karena tak berupiah
ATAS
Adil menegakkan hukum tanpa memilih kasih
Tanda pemimpin menghormati pemilih
Alamat negeri menjadi bersih
Silakan berdebah mati berkepih
RAKYAT
Rasa tenteram jiwa dan raga semua anggota warga
Apa yang dibijakkan mendapat dukungan penuh rela
Kemakmuran alam dinikmati bersama secara merata
Yang nakal mencuri kesempatan harus disekat saja
Apakah dia kerabat atau sahabat jatuhkan dera
Tentulah pemimpin berpeluh rahmat bermandi berkah.

2.      Pemimpin harus bijak dalam menagkapi berbagai aduan.

Pemimpin tempat rakyat mengadu, kita bisa lihat ada tiga macam aduan dari rakyat:
a.       Aduan yang bersumber dari malaikat.
b.      Aduan yang bersumber dari hawa nafsu
c.       Aduan yang bersumber dari syaitan 

Dari ketiga jenis aduan ini seorang pemimpin harus cermat dan bijak dalam mengambil keputusan. Biasanya hanya aduan jenis pertama yang perkaranya boleh diurus  karena dibenarkan oleh agama.
Untuk aduan kedua dan ketiga merupakan kearifan pemimpin untuk mempertimbangkannya secara teliti karena bertujuan menjerumuskan pemimpin dan manusia. Disinilah kualitas pemimpin diuji.
Pada poin kedua ini terdapat  dalam isi gurindam pada pasal ketujuh pada ayat ke 3, 7, dan 8.

(Ayat:3) Apabila kita kurang siasat
Itulah tanda pekerjaan hendak sesat 
APABILA
Air ditempayan dibuang mengira akan hujan
Pemborosan sebagai banyak persediaan
Akibat boros tak sedikitpun terpikir persediaan
Belanjakan semua atas dasar keinginan bukan kebutuhan
Itulah aku yang lupa diri lupa daratan
Lalaikan saran dan kritik yang berhamburan
Acuhkan saja orang-orang yang tak sejalan

KITA
Kita sama kita tak sanggup bersatu kata
Itulah sebab mudah dibelah dan dihina
Telak kalah masih juga mata tak terbuka
Asyik mahzuk dengan hal yang tak bermakna
KURANG
Keperluan yang seharusnya jauh melebihi
Uang berapa banyaknya pun tak akan pernah mencukupi
Rasional bertindak tidak menghias diri
Asal ada semua ingin dimiliki dan dihabisi
Nanti apa jadinya itu urusan nanti
Generasi berikutnya tinggal gigit jari
SIASAT
Strategi  untuk mencapai tujuan tak efisien dan tak efektif
Ilmu tak digunakan jalan menentukan pilihan secara objektif
Alasan tak tersusun kuat tindakan bermotif
Semua angka masuk keluar ditulis fiktif
Akal tak sehat berkiprah tak kreatif
Tiru menjiplak tak selalu innovatif.

(Ayat:7) Apabila mendengar akan khabar
Menerimanya itu hendaklah sabar
APABILA
Ada laporan si-anu begitu begini
Perangai penjilat banyak kisah disabuni
Agar semua yang tak masuk akal jangan mengangkangi
Bersikap hemat mendengar dan mencermati
Ibarat sang kekasih yang sangat mencemburui
Lantaran cinta akan dikhianati
Analisa apakah itu riwayat terlalu banyak dibumbui.

MENDENGAR
Mendengar berita tak sedap jangan langsung kebelingar
Narasi dipapar yang tak jelas semakin tersemar
Duduk manggut-manggut secara sabar
Empasan sanggahan kalau yakin itu tak benar
Nanti akan terbaca apakah hanya untuk menyalut onar
Gangguan keamanan selalu dimanfaatkan oleh penumpang liar
Awas dan hati-hati berita busuk menjalar
Reaktif bertunduk suana menjadi tak wajar

AKAN
Apakah guna berita yang memperdaya
Kasak kusuk membuat orang bingung tak berdaya
Aksi nyata menguatkan fakta
Nangkis huru hara secara jaya

KHABAR
Kabar desas desus tak boleh langsung dipercaya
Hubungi dan cari tahu kebenarannya
Apabila tak benar tak perlu disampaikan kepada siapa-siapa
Berita bohong ditelan begitu saja membuat diri akan celaka
Apabila benar harus ditimbang apakah adaguna disebarkan cerita
Ruginya lebih banyak dari untung  maka lupakan saja.

(Ayat:8) Apabila mendengar akan aduan
Membicarakannya itu hendaklah cemburuan
A'BILA
Apa yang dikatakan dengarkanlah dengan penuh perhatian
Bersikaplah antusias seakan-akan tak sabar mendengarkan
Isilah tanggapan dengan sedikit senda gurau yang mengelikan
Lunak-kan suasana yang menergangkan menjadi guyonan
Apakah persoalan akan menemukan jalan keluar yang menyenangkan

M'NDENGAR
Membaca mimik tergurat yang tersirat
Nembang lagu sendu berisi curhat
Dengarkan serap keluarkan pendapat
Empati tertanam simpati berurat
Nampak mata bersinar berkilat
Gelengkan kepala berita berulat
Anggukan kepala tak usah didebat
Riwayat indah berbuah maslahat

AKAN
Apa yang belum terjadi segera terjadi
Kalau kabar buruk cepat diserapi
Analisa hal supaya tepat obat dijampi
Nasip terpuruk-pun siap dihindari

ADUAN
Ada hal-hal yang hendak dilaporkan
Duduk persoalan mohan camkan
Upaya membujuk bersatu padan
Ambil sikap menyejuk-kan
Norak perhatian tak merasa teracuhkan

3.      Pemimpin harus merakyat

Pemimpin harus membela hak-hak rakyat seperti diperintahkan oleh syariat. Tak boleh membeda-beda rakyat.
Pemimpin wajib menolong rakyat:
"yang patut ditolong dengan harta, tolong dengan harta. Yang patut di tolong dengan mulut, tolong dengan mulut. Yang patut ditong dengan anggota. Tolong dengan anggota".
Pendapatan kerajaan harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya dan adil:
1.      Untuk keperluan pemimpin mengelola pemerintahan;
2.      Untuk keperluan pegawai dan keluarganya;
3.      Untuk membangun negeri  atau negara;
4.      Untuk rakyat serta negeri supaya terjamin kesejahtraan dan kemakmurannya.

Keputusan perbuatan, dan tindakan kepemimpinan harus dipikirkan baik buruknya karena akan dipertanggungjawabkan samapai ke akherat.

Pada poin yang ketiga ini terdapat dalam isi gurindan yang ke duabelas, ayat 6 dan 7.


(Ayat:6) Ingatkan dirinya mati
Itulah asal berbuat bakti

INGATKAN
Itu pikiran tak lepas dari hati
Noda dan rayuan senatiasa ditepi
Gerak dan langkah tak mau menyalahi
Apa yang dibuat mengharap ridho illahi
Takut kuwalat hidup tak diberkahi
Kemana pergi tak lepas dari kaji
Agama yang dianut suruh dan teguh dijalani
Nama dan pangkat amanah yang harus dipikuli

DIRINYA
Dingin bertulang  berdarah dan bernyawa
Insyaf diri nyawa ditarik kemudian tak bisa apa-apa
Roh kembali menghadap Sang Pencipta
Itulah sebab merasa rendah dan hina
Yang dibuat selama hayat akan selesa atau disiksa
Amal ibadah ilmu berguna dan anak yang sholeh mampu membela

MATI
Maut datang bila waktunya tak dipedah
Alat dan teknologi canggih tak mampu mencegah
Tiap langkah dan tingkah diatas jiwa yang pasrah
Istiqomah dan qonaah hingga hayat punah.

(Ayat:7) Akhirat itu terlalu nyata
Kepada hati yang tidak buta
AKHIRAT
Alam baka tempat berkampung halaman selamanya
Kelakuan selama didup di dunia menentukan suasana
Hakim memvonis berdasarkan saksi organ raga yang berkata
Intrik dan siasat tak bisa direkayasa dan tak perlu pengacara
Riwayat tindakan dan data-data detil lengkap tertera
Alasan yang mengada-ada mengelak dera tak-kan bisa
Tobat sebelum ajal akan membantu dari siksa

ITU
Ilmu yang bermanfaat bekal hidup dunia akhirat
Tawaduk bersikap pancaran hati yang bertaubat
Ujub dan pongah tak sanggup mendekat


TERLALU
Tidur dan terjaga tak lupa pada-Nya
Enerjik bersemangat bergerak sebisa-bisa
Roh bercahaya rindu segera berjumpa
Llancang dan silap bukan disengaja
Ampun dan tobat dipanjatkan segera
Llaknat menghujat jauh mendera
Upaya hidup tak mengada-ngada

NYATA
Nampak jelas arah yang dituju
Yakni bagai mata hari yang tidak membisu
Arah itu hanya Satu
Tinggalkan jasad menjadi debu
Alam roh menghadap yang maha tahu.

Dari dua pendapat mengenai sifat-sifat yang mesti dimiliki oleh seorang pemimpin, yang mana sifat-sifat yang dimuliakan dalam budaya melayu ini bercermin pada kebenaran Allah SWT. Dari jauh hari para pejuang kita telah berpikir lebih jauh kedepan ketimbang kita, kita yang hidup saat ini saja belum pernah berpikir apa yang mesti dibuat untuk generasi 500 atau 1000 tahun kedepan. Maka itu mari kita singsingkan lengan baju, satukan niat serta langkah kita demi daerah, dan budaya-budaya yang kita miliki.
Perkataan yang tegas dan benar Membawa implikasi bahwa perkataan Seorang pemimpin harus tegas, benar, straight to The point, dan terbebas dari”pemerkosa bahasa” Pemimpin bukanlah seorang aktor yang biasanya hanya Menipu rakyat atau kata-kata ambigu yang membius. Tegas bukan berarti keras atau kasar, tetapi tegas membawa Makna konsistensi dan keteguhan prinsip. (QS.4:9;33:7)

Semoga dengan nasehat yang terpatri oleh Raja Ali Haji menjadi tunjuk ajar buat kita, selaku manusia yang bejiwa dan berTuhan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar